Kemampuan menulis berkembang melalui pelatihan selama lebih dari dua dekade ketika seorang anak tumbuh dan mempelajari keterampilan mengomposisikan selama masa akhir remaja dan awal dewasa. Kemahiran menulis dapat ditinkatkan melalui perlatihan (Kellog,2008:1). Adapun Crimon menjelaskan bahwa menulis merupakan sebuah proses. Proses menulis dibagi dalam tiga tahapan:
- Perencanaan (Planning)
- Penyusunan draf (Drafting), dan
- Revisi (Revising).
- Seorang penulis harus memikirkan apa yang ingin ia tulis dan bagaimana cara menulisnya
- Ia harus memikirkan cara-cara untuk menilai apa yang telah ia capai
- Ia harus menemukan cara untuk mengarahkan dan mengendalikan setiap keputusan selama proses menulis dari perumusan gagasan hingga pembentukan kalimat.
- Apa yang saya ketahui tentang topik saya?
- Apa fokus dari topik saya?
- Apa pentingnya topik saya?
- Apa yang menarik tentang topik saya?
- Apakah topik saya dapat dikembangkan?
Perencanaan (Planning)
Cara terbaik untuk memulai menulis adalah memulai perencanaan. Penulis yang tidak berpengalaman melihat bahwa proses perencanaan biasanya biasanya menimbulkan dua jenis kegagalan:
- Mereka tidak dapat berfikir melalui segala sesuatu yang ingin mereka katakan sebelum mereka mulai menulis, dan
- Mereka tidak dapat mentransfer pikiran mereka ke dalam tulisan.
Perencanaan membantu menulis mengungkap, mengkaji, dan menulis sebuah topik. Perencanaan inilah yang membantu penulis menemukan dan menghasilkan informasi dalam tulisan. Hemmingway menemukan sebuah kalimat yang benar dalam satu dan ketiga sumber ini:
- Sesuatu yang telah ia ketahui (memori),
- Sesuatu yang pernah ia lihat (observasi), dan
- Sesuatu yang ia dengar dari seseorang (penyelidikan).
Masa lalu adalah satu sumber informasi bagi seorang penlis. Salah satu cara terbaik untuk mengingat adalah menggunakan kata kunci (code word) untuk membuka memori. Untuk memunculkan kembali berbagai memori dalam tulisan dan menafsirkan apa yang telah diingat, ada tiga strategi yang dapat digunakan: brainstroming, menulis bebas (free writing) dan pembuatan jurnal.
Strategi kedua adalah menulis bebas (free writing). Menulis bebas berbeda dengan brainstroming karena menulis bebas ini mendorong penulis untuk mengingat blok-blok informasi dan menuliskannya dalam frase dan kalimat. Tujuan utamanya adalah menulis tanpa henti selama kurang lebih 10-15 menit.
Strategi terakhir adalah membuat jurnal atau catatan. Jurnal memberikan dua keuntungan.
- Jurnal mendorong penulis untuk mengambil resiko dan mencatat segala sesuatu yang berkaitan dengan tulisan.
- Jurnal juga merupakan tempat yang sempurna untuk mencatat kemajuan seorang penulis.
Proses pencarian (scouting) adalah metode untuk memilih topik-topik yang sesuai untuk diobservasi secara terus-menerus. Strategi kedua adalah pemetaan (mapping). Pemetaan adalah metode untuk mengkaji sebuah topik selama periode observasi, sekitar 30-60 menit. Tujuannya adalah mendorong penulis mengamati dan menghasilkan garis dan gambar untuk membuat rincian-rincian yang lebih spesifik.
Strategi terakhir yang berkaitan dengan proses observasi adalah spekulasi. spekulasi adalah sebuah cara untuk melahirkan berbagai penafsiran tentang apa yang telah diamati.
Sumber informasi ketiga dalam proses menulis adalah penyelidikan. Dalam proses penyelidikan ini, seorang penulis dapat menggunakan tiga strategi: pertanyaan penelitian, wawancara dan membaca.
Penyusunan (Drafting)
Drafting adalah prosedur untuk menentukan apakah informasi yang telah dikumpulkan selama perencanaan dapat dituangkan ke dalam sebuah tulisan yang baik. Dalam penyusunan draft, ada tiga strategi yang dapat ditempuh: outline dasar (csratch outline), perumusan hipotesis, draft temuan (discovery draft) dan outline deskriptif.
Outline dasar adalah alat bantu untuk menemukan satu bentuk urutan materi yang telah dikumpulkan oleh penulis selama proses perencanaan. Setelah hipotesis diuji, penulis dapat menyusun draft pertama atau disebut juga draft temuan. Strategi terakhir adalah penyusunan outline deskriptif. Outline deskriptif adalah metode untuk membantu penulis menilai apa yang telah dicapai selama proses drafting.
Revisi
Revisi adalah melihat kembali dan menemukan satu visi baru untuk tulisan yang telah dibuat selama proses perencanaan dan drafting. Pada dasarnya revisi merupakan sebuah proses dua tahap.
- Penulis menggunakan berbagai strategi membaca untuk membantunya memikirkan kembali, menyusun kembali dan sering kali menuliskan kembali bagian-bagian yang telah dibuat.
- Proses lokal yaitu memperbaiki kalimat, frase dan kata-kata atau memoles tulisan.
Setelah revisi dimulai, sebuah tulisan akan tampak berbeda karena:
- Draft yang semula acak-acakan kini menjadi lebih lengkap dan sempurna;
- Tulisan menjadi berbeda karena perubahan waktu;
- Ada informasi dan pertanyaan baru yang dimasukan ke dalam draft;
- Penulisan telah mengubah posisi dari penulis menjadi pembaca tulisannya sendiri.
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, Iaudio, video, dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua katagori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif.
Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioprasikan oleh pengguna. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat diperiksa oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.
Manfaat multimedia
Manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, dan prises belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Karakteristik Media dalam Multimedia Pembelajaran
Karakteristik multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut ini.
- Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya mesalnya menggabungkan unsur audio dan visual.
- Bersifat interaktif
- Bersifat mandiri.
- Mampu memperkuat respon pengguna.
- Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri.
- Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna.
Format sajian multimedia pembelajaran dapat dikatagorikan ke dalam lima kelompok sebagai berikut.
- Tutorial
- Driil dan Practise
- Simulasi
- Percobaan dan Eksperimen
- Permainan
Pelaksanaan model pembelajaran menulis dengan multimedia (film) dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini
Kegiatan Pramenulis
Kegiatan Menulis
Kegiatan Perbaikan Hasil Simakan
Kegiatan Publikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar